MATERI SOSIOLOGI KELAS XI IPS BAB III
KONFLIK SOSIAL DAN INTEGRASI SOSIAL
Pengertian
Konflik
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) konflik
diartikan sebagai percekcokan, perselisihan atau pertentangan. Secara
sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua
orang atau lebih(atau juga kelompok) yang berusaha menyingkirkan pihak
lain dengan cara menghancurkan atau membuatnya tak berdaya.
Dalam Bahasa
latin : Configere artinya saling memukul.
Pengertian
Konflik menurut Ahli :
- Soerjono Soekanto : Suatu proses sosial individu atau kelompok yang berusaha memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan yang disertai dengan ancaman dan /atau kekerasan.
- Gillin and Gillin : konflik adalah bagian dari sebuah proses sosial yang terjadi karena adanya perbedaan-perbedaan fisik, emosi , kebudayaan dan perilaku.
Faktor-faktor
Penyebab Konflik
Soejono Soekanto mengemukakan 4 faktor penyebab
terjadinya konflik yaitu :
- perbedaan antarindividu,
- perbedaan kebudayaan ,
- perbedaan kepentingan dan
- perubahan sosial.
Perbedaan
antarindividu
Merupakan perbedaan yang menyangkut perasaan,
pendirian, atau ide yang berkaitan dengan harga diri, kebanggan, dan
identitas seseorang.
Sebagai contoh anda ingin suasana belajar tenang
tetapi teman anda ingin belajar sambil bernyanyi, karena menurut teman
anda itu sangat mundukung. Kemudian timbul amarah dalam diri anda.
Sehingga terjadi konflik.
Perbedaan
Kebudayaan
Kepribadian seseorang dibentuk oleh keluarga dan
masyarakat . tidak semua masyarakat memiliki nilai-nilai dan norma yang
sama. Apa yang dianggap baik oleh satu masyarakat belum tentu baik oleh
masyarakat lainnya.
Interaksi sosial antarindividu atau kelompok dengan
pola kebudayaan yang berlawanan dapat menimbulkan rasa amarah dan benci
sehingga berakibat konflik.
Perbedaan
Kepentingan
Setiap kelompok maupun individu memiliki kepentingan
yang berbeda pula. Perbedaan kepentingan itu dapat menimbulkan konflik
diantara mereka.
Perubahan
Sosial
Perubahan yang terlalu cepat yang terjadi pada suatu
masyarakat dapat mengganggu keseimbangan sistem nilai dan norma yang
berlaku, akibatnya konflik dapat terjadi karena adanya ketidaksesuaian
antara harapan individu dengan masyarakat.
Sebagai contoh
kaum muda ingin merombak pola perilaku tradisi masyarakatny, sedangkan
kaum tua ingin mempertahankan tradisi dari nenek moyangnya. Maka akan
timbulah konflik diantara mereka.
Bentuk-bentuk
Konflik
Menurut
Lewis A. Coser konflik dibedakan menjadi 2 yaitu :
- Konflik realistis berasal dari kekecewaan individu atau kelompok terhadap sistem atau tuntutan yang terdapat dalam hubungan sosial.
- Konflik nonrealistis adalah konflik yang bukan berasal dari tujuan-tujuan persaingan yang antagonis(berlawanan), melainkan dari kebutuhan pihak-pihak tertentu untuk meredakan ketegangan.
Berdasarkan
kedua bentuk konflik diatas Lewis A. Coser membedakannya lagi kedalam
dua bentuk konflik berbeda, yaitu :
- Konflik In-group adalah konflik yang terjadi dalam kelompok itu sendiri
- Konflik Out-Group adlah konflik yang terjadi antara suatu kelompok dengan kelompok lain.
Menurut
Soerjono Soekanto konflik dibedakan menjadi 5 bentuk, yaitu :
- Konflik atau pertentangan pribadi
- Konflik atau pertentangan rasial
- Konflik atau pertentangan antar kelas-kelas sosial
- Konflik atau pertentangan politik
- Konflik atau pertentangan yang bersifat internasional
Berdasarkan
Sifatnya :
- Konflik destruktif, merupakan konflik yang muncul karena adanya perasaan tidak senang , rasa benci dan dendam dari seseorang ataupun kelompok orang . Pada titik tertentu konflik ini dapat merusak atau menghancurkan sebuah hubungan.
- Konflik konstruktif, merupakan konflik yang bersifat fungsional, konflik ini muncul karena adanya perbedaan pendapat dari kelompok-kelompok dalam menghadapi suatu permasalahan. Konflik ini menghasilkan konsesus dari perbedaan pendapat menuju sebuah perbaikan.
Berdasrkan
posisi pelaku yang berkonflik
- Konflik vertikal, konflik antar komponen masyarakat didalam suatu struktur yang bersifat hirarkis
- Konflik horisontal,konflik antara individu atau kelompok yang memiliki kedudukan relatif sama.
- Konflik diagonal, merupakan konflik yang terjadi karena adanya ketidakadilan aloksi sumber daya ke seluruh organisasi sehingga menimbulkan pertentangan ekstrim, contoh konflik poso
Berdasarkan
sifat pelaku yang berkonflik
- Konflik terbuka, merupakan konflik yang diketahui semua pihak, contoh konflik antara Israel dengan Palestina
- Konflik tertutup, konflik yang hanya diketahui oleh orang-orang atau kelompok yang terlibat konflik
Berdasarkan
konsentrasi aktivitas Manusia di dalam masyarakat:
- Konflik sosial, merupakan konflik yang terjadi akibat adanya perbedaan kepentingan sosial dari pihak yang berkonflik. Konflik sosial dibedakan menjadi dua,yaitu :
1. Konflik sosial
vertikal : konflik yang terjadi antara masyarakat dengan negara.
2. Konflik sosial
horisontal : konflik yang terjadi antar etnis, suku atau agama
- Konflik Politik, yaitu konflik yang terjadi akibat terjadi karena perbedaan kepentingan yang berkaitan dengan kekuasaan
- Konflik Ekonomi, konflik akibat adanya perebutan sumber daya ekonomi dari pihak yang berkonflik.
- Konflik Budaya, konflik akibat adanya perbedaan kepentingan budaya dari pihak yang berkonflik.
- Konflik Ideologi, konflik akibat perbedaan paham yang diyakini oleh seseorang atau sekolompok orang , contoh konflik saat G30-S/PKI
Dari
sudut psikologi sosial, Ursula Lehr mengemukakan konflik sebagai
berikut :
- Konflik dengan orangtua
- Konflik dengan anak-anak sendiri
- Konflik dengan keluarga
- Konflik dengan orang lain
- Konflik dengan suami atau istri
- Konflik disekolah
- Konflik dalam pemilihan pekerjaan
- Konflik agama
- Konflik pribadi
Dampak
Sebuah Konflik
Dampak
sebuah konflik memiliki 2 sisi yang berbeda yaitu dilihat dari segi
positif dan dari segi negatif.
Segi positif dari konflik adalah
sebagai berikut:
- Konflik dapat memperjelas aspek-aspek kehidupan yang belum jelas atau masih belum tuntas di telaah.
- Konflik memungkinkan adanya penyesuaian kembali norma-norma, nila-nilai, serta hubungan-hubungan sosial dalam kelompok bersangkutan dengan kebutuhan individu atau kelompok.
- Konflik meningkatkan solidaritas sesama anggota kelompok yang sedang mengalami konflik dengan kelompok lain.
- Konflik merupakan jalan untuk mengurangi ketergantungan antarindividu dan kelompok.
- Konflik dapat membantu menghidupkan kembali norma-norma lama dan menciptakan norma baru.
- Konflik dapat berfungsi sebagai sarana untuk mencapai keseimbangan antara kekuatan-kekuatan yang ada di dalam masyarakat.
- Konflik memunculkan sebuah kompromi baru apabila pihak yang berkonflik berada dalam kekuatan yang seimbang.
Segi
negatif dari konflik :
- Keretakan hubungan antarindividu dan persatuan kelompok.
- Kerusakan harta benda dan hilangnya nyawa manusia.
- Berubahnya kepribadian para individu.
- Munculnya dominasi kelompok pemenang atas kelompok yang kalah.
Konflik
Dan Kekerasan
- Dalam KBBI kekerasan didefinisikan sebagai perbuatan seseorang atau kelompok yang menyebabakan cedera atau matinya orang lain, atau menyebabkan kerusakan fisik atau barang orang lain.
- Secara sosiologis kekerasan umumnya teradi saat individu atau kelompok yang berinteraksi mengabaikan norma-norma dan nilai sosial dalam mencapai tujuan masing-masing.Akibatnya terjadilah konflik yang bermuara kekerasan.
Teori
– teori tentang Kekerasan :
Menurut
Thomas santoso, terdapat 3 teori tentang kekerasan, yaitu :
- Teori Kekerasan sebagai tindakan aktor(individu) atau kelompok
- Manusia melakukan kekerasan karena adanya faktor bawaan, seperti kelainan genetik atau fisiologis
- Teori Kekerasan Struktural
·
Kekerasan bukan berasal dari orang
tertentu melainkan terbentuk dalam suatu sistem sosial. Para ahli
memandang kekerasan tidak hanya dilakukan oleh aktor atau kelompok
semata melainkan dipengaruhi oleh suatu struktur.
- Teori Kekerasan sebagai kaitan antara aktor dan struktural
·
Konflik merupakan sesuatu yang telah
ditentukan sehingga bersifat endemik bagi kehidupan masyarakat. Oleh
karena itu ada 4 jenis kekerasan yang diidentifikasikan, yaitu :
a. kekerasan terbuka (yang dapat dilihat)
b. kekerasan tertutup (kekerasan tersembunyi, berupa
ancaman)
c.
kekerasan agresif (kekerasan yang
dilakukan untuk mendapatkan sesuatu, penjambretan)
d. kekerasan defensif (kekerasan yang dilakukan untuk
melindungi diri)
Salah
satu bentuk kekerasan kolektif yang akhir-akhir initerjadi adalah :
terorisme.
Cara
Pengendalian Konflik dan Kekerasan
Secara
umum, ada tiga macam bentuk pengendalian konflik sosial, yaitu
konsoliasi, mediasi dan arbitasi.
Konsoliasi
Dilakukan melalui
lembaga-lembaga tertentu yang memungkinkan diskusi dan pengambilan
keputusan yang adil di antara pihak yang bertikai.
Mediasi
Dilakukan apabila
kedua pihak yang berkonflik sepakat untuk menunjuk pihak ketiga sebagai
mediator.
Arbitasi
Dilakukan apabila
kedua belah pihak sepakat untuk menerima atau terpaksa menerima
hadirnya pihak ketiga yang akan memberikan keputusan-keputusan tertentu
untuk menyelesaikan konflik.
Ajudication
Cara penyelesaian
konflik melalui pengadilan
INTEGRASI
SOSIAL
Pengertian
Integrasi Sosial
· Dalam KBBI
integrasi diartikan pembauran sesuatu yang tertentu hingga menjadi
kesatuan yang utuh dan bulat
·
Integrasi sosial adalah proses
penyesuaian unsur-unsur yang berbeda dalam masyarakat sehingga menjadi
satu kesatuan. Unsur-unsur yang berbeda tersebur dapat meliputi ras,
etnis, agama bahasa, kebiasaan, sistem nilai dan lain sebagainya.
Pengertian
integrasi sosial menurut ahli :
- Menurut Baton : integrasi sebagai suatu pola hubungan yang mengakui adanya perbedaan ras dalam masyarakat, tetapi tidak memberikan fungsi penting pada perbedaan pada ras tersebut
Syarat
terjadinya Integrasi
Menurut William F. Ogburn dan Meyer Nimkoff,
syarat terjadinya integrasi sosial adalah :
- Anggota masyarakat merasa bahwa mereka berhasil saling mengisi kebutuhan-kebutuhan mereka
- Masyarakat berhasil menciptakan kesepakatan (konsensus) bersama mengenai nilai dan norma
- Nilai dan norma sosial itu berlaku cukup lama dan dijalankan secara konsisten
Faktor
yang mempengaruhi cepat atau lambatnya proses integrasi
- Homogenitas kelompok, pada masyarakat yang homogenitasnya rendah integrasi sangat mudah tercapai , demikian sebaliknya.
- Besar kecilnya kelompok, jumlah anggota kelompok mempengaruhi cepat lambatnya integrasi karena membutuhkan penyesuaian diantara anggota.
- Mobilitas geografis, semakin sering anggota suatu masyarakat datang dan pergi maka semakin mempengaruhi proses integrasi
- Efektifitas komunikasi, semakin efektif komunikasi, maka semakin cepat integrasi anggota-anggota masyarakat tercapai.
Bentuk-bentuk
integrasi sosial
- Integrasi Normatif : integrasi yang terjadi akibat adanya norma-norma yang berlaku dimasyarakat, contoh masyarakat Indonesia dipersatukan oleh semboyan Bhineka Tunggal Ika
- Integrasi Fungsional, integrasi yang terbentuk sebagai akibat adanya fungsi-fungsi tertentu dalam masyrakat. Contoh Indonesia yang terdiri dari berbagai suku, mengintegrasikan dirinya dengan melihat fungsi masing-masing, suku bugis melaut, jawa pertanian, Minang pandai berdagang.
- Integrasi Koersif, integrasi yang terbentuk berdasarkan kekuasaan yang dimiliki penguasa.. Dalam hal ini penguasa menggunakan cara koersif.
Proses
Integrasi
- Asimilasi : berhadapannya dua kebudayaan atau lebih yang saling mempengaruhi sehingga memunculkan kebudayaan baru dengan meninggalkan sifat asli.
- Akulturasi : proses sosial yang terjadi bila kelompok sosial dengan kebudayaan tertentu dihadapkan pada kebudayaan asing (baru), sehingga kebudayaan asing (baru) diserap/diterima dan diolah dalam kebudayaan sendiri, tanpa meninggalkan sifat aslinya.
Faktor-faktor
Pendorong Integrasi Sosial
- Adanya tolerasnsi terhadap kebudayaan yang berbeda
- Kesempatan yang seimbang dalam bidang ekonomi
- Mengembangkan sikap saling menghargai orang lain dengan kebudayaannya
- Adanya sikap yang terbuka dengan golongan yang berkuasa
- Adanya persamaan dalam unsur unsur kebudayaan.
- Adanya perkawinan campur (amalgamasi)
- Adanya musuh bersama dari luar.
0 komentar:
Posting Komentar